Sabtu, 13 November 2010

SUMPAH PEMUDA VS SUMPAH PALAPA

Sejak bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 dalam perjalanan sejarahnya telah mengalami berbagai cobaan berupa “pemberontakan” dalam upaya pemisahan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong tekad seluruh rakyat Indonesia yang cinta tanah air Indonesia sampai dengan saat ini Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tetap berdiri kokoh. Dalam hal ini kita teringat dengan Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gadjah Mada pada tahun 1336 M dan Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada tahun 1928 M.

Sumpah Palapa adalah suatu pernyataan/sumpah yang dikemukakan oleh Gadjah Mada pada upacara pengangkatannya menjadi Patih Amangkubhumi Majapahit, tahun 1258 Saka (1336 M). Sumpah Palapa ini ditemukan pada teks Jawa Pertengahan Pararaton, yang berbunyi : Sira Gajah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada : “Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa”.

Yang artinya Beliau Gajah Mada, “Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puas”. Dari isi naskah ini dapat diketahui bahwa pada masa diangkatnya Gajah Mada, sebagian wilayah Nusantara yang disebutkan pada sumpahnya belum dikuasai Majapahit.

Arti nama-nama tempat :
• Gurun : Nusa Penida
• Seran : Seram
• Tanjung Pura : Kerajaan Tanjungpura
• Ketapang : Kalimantan Barat
• Haru : Sumatra Utara (ada kemungkinan merujuk kepada Karo)
• Pahang : Pahang di Semenanjung Melayu
• Dompo : sebuah daerah di pulau Sumbawa
• Bali : Bali
• Sunda : Kerajaan sunda
• Palembang : Palembang atau Sri Wijaya
• Tumasik : Singapura

Sumpah Pemuda merupakan sumpah setia hasil rumusan Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau dikenal dengan Kongres Pemuda II, dibacakan pada 28 Oktober 1928. Tanggal ini kemudian diperingati sebagai “ Hari Sumpah Pemuda”. Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi teakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.

Isi Sumpah Pemuda :
PERTAMA, Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah satoe, Tanah Indonesia.
KEDOEA, Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia.
KETIGA, Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar