Minggu, 28 November 2010

"LIRIK LAGU UNGU-SAMPAI KAPANPUN"

Semakin ku menyayangimu

Semakin kau menyakitiku

Semakin ku mencintaimu

Semakin kau menghancurkanku

Entah sampai kapan

Kau akan menyadarinya

Bahwa hanya diriku

Yang pantas ‘tuk memiliki diriku

Yang rela korbankan semuanya untukmu

Sampai kapanpun kau ‘kan ku cintai

Walau kau tak pernah membalas cintaku padamu

Walau apapun kau ‘kan ku sayangi

Setulus hatiku seumur hidupku ku mencintaimu

Takkan pernah bisa

Ku melupakanmu walau sekejap saja

Takkan pernah mampu

Menggantikanmu dalam seluruh hidupku

PENDAPAT TENTANG NEW MEDIA

Zaman sekarang perkembangan teknologi sangat cepat. Zaman dulu hanya ada media cetak, semakin berkembangnya zaman dari tahun ke tahun, muncullah media-media baru seperti berita elektronik contohnya : televisi, radio. Televisi kita men-set kita dalam komunikasi yang stabil dengan dunia, tetapi itu dikerjakan dengan sebuah permukaan yang air mukanya tampak tersenyum adalah tidak dapat dirubah. Masalahnya tidak hanya televisi yang menyajikan kita dengan masalah tayangan hiburan tetapi juga semua tayangan yang disajikan sebagai hiburan.

Bahkan sekarang sudah ada internet. Apa yang kita tidak ketahui, jika kita mencarinya lewat internet yang sering di kenal di “Mbah Google”, kita akan mengerti apa yang kita cari. Terkadang internet ada hal positif dan hal negatifnya. Hanya orang-orang yang tidak bisa memanfaatkan new media dengan baek yang menyalahgunakan pengguna tersebut.

Seperti apa yang kita lihat, peningkatan interaksi antara audience dalam konteks Media Baru ini juga diartikan dalam teori post struktural dimana cenderung untuk memahami audience sebagai partisipan yang aktif dalam menciptakan sebuah makna. Website seperti Youtube, MySpace dan Facebook, muncul untuk merefleksikan pemahaman akan hal ini, sebagai ‘kultur partisipan’; dimana mereka tidak hanya menciptakan komunitas virtual mereka sendiri namun juga memperbolehkan audience untuk juga menjadi ‘produser’, sama baiknya dengan menjadi ‘penerima pesan’ dari sebuah media.

Teori ‘fandom’ sangat penting disini dengan internet yang memperbolehkan fans dalam berbagai macam kultur untuk menciptakan komunitas virtual yang menambahkan pemahaman original dan bahkan konten dari apa yang mereka sukai. Sebagai contoh, pertumbuhan dari ‘fiksi slash’, memperbolehkan audiencenya untuk aktif berpartisipasi dalam produksi dengan menciptakan materi ekstra-tekstual tentang tayangan televisi favorit mereka. Akibatnya daripada hanya memperlihatkan essensi komersial dan menjadi inaktif, dalam dunia pots modern, mereka bisa mengkonsumsi diri mereka sendiri sebagai hal positif dan berperan sebagai partisipan yang baik.
Mungkin hanya itu pendapat dari saya. Terima kasih.

Sabtu, 13 November 2010

KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam
Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang tsunami yang memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias, serta gempa 5 skala Ritcher yang meratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan contoh fenomena alam yang dalam sekejap mampu merubah bentuk muka bumi.
Peristiwa alam lainnya yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:

a. Letusan gunung berapi

Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang menimbulkan tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi.

Bahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi antara
lain berupa:
1) Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan.
2) Lava panas, merusak, dan mematikan apa pun yang dilalui.
3) Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yang dilalui.
4) Gas yang mengandung racun.
5) Material padat (batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa perumahan, dan lain-lain.

b. Gempa bumi

Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena beberapa hal, di antaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), terjadinya tanah turun, maupun karena gerakan lempeng di dasar samudra. Manusia dapat mengukur berapa intensitas gempa, namun manusia sama sekali tidak dapat memprediksikan kapan terjadinya gempa.

Oleh karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat dibandingkan dengan letusan gunung berapi. Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa sebagai akibat langsung maupun tidak langsung, di antaranya:
1) Berbagai bangunan roboh.
2) Tanah di permukaan bumi merekah, jalan menjadi putus.
3) Tanah longsor akibat guncangan.
4) Terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul.
5) Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami (gelombang pasang).

c. Angin topan

Angin topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan tinggi menuju ke kawasan bertekanan rendah.
Perbedaan tekanan udara ini terjadi karena perbedaan suhu udara yang mencolok. Serangan angin topan bagi negara-negara di kawasan Samudra Pasifik dan Atlantik merupakan hal yang biasa terjadi. Bagi wilayah-wilayah di kawasan California, Texas, sampai di kawasan Asia seperti Korea dan Taiwan, bahaya angin topan merupakan bencana musiman. Tetapi bagi Indonesia baru dirasakan di pertengahan tahun 2007. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan iklim di Indonesia yang tak lain disebabkan oleh adanya gejala pemanasan global.
Bahaya angin topan bisa diprediksi melalui foto satelit yang menggambarkan keadaan atmosfer bumi, termasuk gambar terbentuknya angin topan, arah, dan kecepatannya. Serangan angin topan (puting beliung) dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dalam bentuk:
1) Merobohkan bangunan.
2) Rusaknya areal pertanian dan perkebunan.
3) Membahayakan penerbangan.
4) Menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal.

2. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia
Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup.

Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain:
a. Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan industri.

b. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.

c. Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.

Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
a. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
b. Perburuan liar.
c. Merusak hutan bakau.
d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
e. Pembuangan sampah di sembarang tempat.
f. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.

AKTUALISASI PENGAMALAN PANCASILA DAN UUD’45 DALAM ERA GLOBALISASI

Aktualisasi Pancasila dapat dibedakan atas dua macam yaitu aktualisasi obyektif dan subyektif.

Aktualisasi Obyektif yaitu aktualisasi Pancasila dalam berbagai bidang kehidupan kenegaraan yang meliputi kelembagaan negara antara lain legislative, eksekutif maupun yudikatif.

Aktualisasi Subyektif adalah aktualisasi Pancasila pada setiap individu terutama dalam aspek moral dalam kaitannya dengan hidup negara dan masyarakat. Aktualisasi yang subjektif tersebut tidak terkecuali baik warga negara biasa, aparat penyelenggara negara, penguasa negara, terutama kalangan elit politik dalam kegiatan politik perlu mawas diri agar memiliki moral Ketuhanan dan Kemanusiaan sebagaimana terkandung dalam Pancasila.

1. Bidang PolitiK
Pancasila Indonesia perlu memosisikan diri dalam mengambil sikap politik yang berorientasi pada kepentingan nasionalnya, bukan pada kepentingan Negara lain.

2. Bidang Ekonomi
Indonesia sebagai negara yang mempunyai sumber-sumber ekonomi yang strategis harus mampu memanfaatkan segala potensinya. Di era global, Indonesia harus mampu menjadi pelaku ekonomi, bukan hanya sebagai penonton dan menjadi konsumen dalam perekonomian global.

3. Bidang Sosial dan Budaya
Sikap materialistis dan sekularisme, yaitu sikap yang lebih mementingkan nilai materi daripada yang lainnya sehingga dapat merusak sendi-sendi kehidupan yang menjunjung keadilan dan moralitas. Selain itu, sekularisme perlu juga diwaspadai karena Indonesia sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan.

4. Bidang Hukum
Pengembangan prinsip-prinsip yang berbasis pada filosofi kemanusiaan dalam nilai-nilai Pancasila, antara lain :
 Perdamaian—bukan perang.
 Demokrasi—bukan penindasan.
 Dialog—bukan konfrontasi.
 Kerjasama—bukan eksploitasi.
 Keadilan—bukan standar ganda.

SUMPAH PEMUDA VS SUMPAH PALAPA

Sejak bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 dalam perjalanan sejarahnya telah mengalami berbagai cobaan berupa “pemberontakan” dalam upaya pemisahan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong tekad seluruh rakyat Indonesia yang cinta tanah air Indonesia sampai dengan saat ini Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tetap berdiri kokoh. Dalam hal ini kita teringat dengan Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gadjah Mada pada tahun 1336 M dan Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada tahun 1928 M.

Sumpah Palapa adalah suatu pernyataan/sumpah yang dikemukakan oleh Gadjah Mada pada upacara pengangkatannya menjadi Patih Amangkubhumi Majapahit, tahun 1258 Saka (1336 M). Sumpah Palapa ini ditemukan pada teks Jawa Pertengahan Pararaton, yang berbunyi : Sira Gajah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada : “Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa”.

Yang artinya Beliau Gajah Mada, “Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puas”. Dari isi naskah ini dapat diketahui bahwa pada masa diangkatnya Gajah Mada, sebagian wilayah Nusantara yang disebutkan pada sumpahnya belum dikuasai Majapahit.

Arti nama-nama tempat :
• Gurun : Nusa Penida
• Seran : Seram
• Tanjung Pura : Kerajaan Tanjungpura
• Ketapang : Kalimantan Barat
• Haru : Sumatra Utara (ada kemungkinan merujuk kepada Karo)
• Pahang : Pahang di Semenanjung Melayu
• Dompo : sebuah daerah di pulau Sumbawa
• Bali : Bali
• Sunda : Kerajaan sunda
• Palembang : Palembang atau Sri Wijaya
• Tumasik : Singapura

Sumpah Pemuda merupakan sumpah setia hasil rumusan Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau dikenal dengan Kongres Pemuda II, dibacakan pada 28 Oktober 1928. Tanggal ini kemudian diperingati sebagai “ Hari Sumpah Pemuda”. Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi teakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.

Isi Sumpah Pemuda :
PERTAMA, Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah satoe, Tanah Indonesia.
KEDOEA, Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia.
KETIGA, Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia.

"DEFINISI,GENERASI DAN BAGIAN-BAGIAN DARI KOMPUTER"

Definisi Komputer

Istilah komputer (computer) diambil dari bahasa latin Computare yang berarti menghitung (to Computer).

Beberapa definisi tentang komputer :

1.Menurut buku computer Annual (Robert H.Blissmer).
Komputer adalah suatu alat elektronika yang mampu melakukan beberapa tugas sebagai berikut :
 Menerima input.
 Memproses input tadi sesuai dengan programnya.
 Menyimpan perintah-perintah hasil dari pengolahan.
 Menyediakanoutput dalam bentuk informasi.

2.Menurut buku introduction to the computer, the tool of business (William M.Fuori).
Komputer adalah suatu pemroses data (data processor) yang dapat melakukan perhitungan yang besar dan cepat, termauk perhitungan aritmatika yang besar atau operasi logika, tanpa campur tangan dari manusia mengoperasikan selama pemrosesan.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa komputer adalah
1. Alat elektronik
2. Dapat menerima input data
3. Dapat mengolah data
4. Dapat memberikan informasi
5. Menggunakan suatu Program yang tersimpan di memori komputer (stored program)
6. Dapat menyimpan program dan hasil pengolahan
7. Bekerja secara otomatis

Generasi-generasi komputer dan ciri-cirinya.

1. Komputer generasi pertama (1946-1959)
Komputer generasi pertama dikarakteristik dengan fakta bahwa instruksi operasi dibuat secara spesifik untuk suatu tugas tertentu. Setiap komputer memiliki program kode-biner yang berbeda yang disebut “ bahasa mesin “ (machine language). Hal ini menyebabkan komputer sulit untuk diprogram dan membatasi kecepatannya.

Ciri-cirinya adalah :
 Komponen yang digunakan adalah tabung hampa udara (vacumm tube) untuk sirkuitnya.
 Program hanya dapat dibuat dengan bahasa mesin (mechanice language).
 Menggunakan simpanan luar magnetic tape dan magnetic disk.

2. Komputer generasi kedua (1959-1964)
Pada tahun 1948, penemuan transistor sangat mempengaruhi perkembangan komputer. Transistor menggantikan tube vakum di televise, radio, dan komputer. Akibatnya ukuran mesin-mesin elektrik berkurang drastic. Transistor mulai digunakan didalam komputer pada tahun 1956. Penemuan lain yang berupa pengembangan memori inti-magnetik membantu pengembangan komputer generasi kedua lebih cepat, lebih kecil, lebih dapat diandalkan dan lebih hemat energi disbanding generasi sebelumnya.

Ciri-cirinya adalah :
 Komponen yang digunakan adalah transistor untuk sirkuitnya
 Program dibuat dengan bahasa tingkat tinggi (High Level Language)
 Menggunakan simpanan luar magnetic tape dan magnetic disk yang berbentu removable disk atau disk pack.

3. Komputer generasi ketiga (1964-1970)
Walaupun transistor dalam banyak hal mengungguli tube vakum, namun transistor menghasilkan panas yang cukup besar, yang dapat berpotensi merusak bagian-bagian internal komputer. Kemajuan komputer generasi ketiga lainnya adalah penggunaan sistem operasi (operating system) yang memungkinkan mesin untuk menjalankan berbagai program yang berbeda secara serentak dengan sebuah program utama yang memonitor dan mengkoordinasi memori komputer.

Ciri-cirinya adalah :
 Komponen yang digunakan adalah IC (Integrated Circuit).
 Peningkatan dari softwarenya.
 Menggunakan penyimpan luar yang sifatnya random acces.

4. Komputer generasi keempat (1970-1980)
Setelah IC, tujuan pengembangan menjadi lebih jelas yaitu mengecilkan ukuran sirkuit dan komponen-komponenelektrik. Pada masa sekarang, kita mengenal perjalanan IBM compatible dengan pemakaian CPU : IBM PC/486, Pentium, Pentium II, Pentium III, Pentium IV (serial dari CPU buatan intel). Seiring dengan menjamurnya penggunaan komputer ditempat kerja dan seiring bertambah kuatnya suatu komputer kecil , komputer tersebut dapat dihubungkan secara bersamaan dalam suatu jaringan untuk saling berbagi memori, piranti lunak, informasi dan dapat berkomunikasi satu dengan yang lainnya.

Ciri-cirinya adalah :
 Komponen yang digunakan adalah CHIP dan microprosesor.
 Semua kemampuan lebih baik dari generasi sebelum-sebelumnya.

5. Komputer Generasi kelima (1980-sekarang)
Banyak kemajuan di bidang desain komputer dan teknologi. Dua kemajuan rekayasa yang terutama adalah kemampuan pemrosesan parallel, yang akan menggantikan model von Neumann. Model von Neumann akan digantikan dengan system yang mampu mengkoordinasikan banyak CPU untuk bekrja secara serempak. Kemajuan lain adalah teknologi superkonduktor yang memungkinkan aliran elektrik tanpa ada hambatan apapun, yang nantinya dapat mempercepat kecepatan informasi.

Ciri-cirinya adalah :
 Komputer system window dan menggunakan mouse pada personal computer (PC).

6. Komputer Generasi keenam ( Masa Depan)
Dari sisi teknologi beberapa ilmuwan komputer menyakini suatu saat tercita apa yang disebut Biochip yang dibuat dari bahan protein sintetis.

Ciri-cirinya adalah :
 Lebih canggih dan murah.
 Memiliki kemampuan diantaranya melihat, mendengar, berbicara dan berfikir.
 Mampu membuat kesimpulan.

Bagian-bagian komputer

1. Hardware (Perangkat Keras)
adalah komponen-komponen komputer yang secara phisik dapat dilihat dan berbentuk benda (peralatan). Yang termasuk hardware seperti Motherboard,prosessor, RAM, Hardisk, VGA dan lain-lain. Komponen-komponen ini dipasang pada tempat-tempat dan jalur-jalur yang sudah ditentukan.

2. Software (Perangkat Lunak)
adalah program komputer yang berisi instruksi-instruksi untuk melakukan operasi tertentu pada komputer. Instruksi-instruksi dibuat dengan menggunakan berbagai macam bahasa pemrograman mulai yang bahasa tingkat rendah hingga tinggi. Yang termasuk software ini adalah Sistem Operasi (Operating System) dan program-program aplikasi yang digunakan dalam komputer. Biasanya program dasar dari komputer disimpan dalam memori (ROM dan RAM) sedangkan Sistem Operasi dan program aplikasi disimpan pada hardisk.

3. Brainware
adalah manusia itu sendiri yang bertugas sebagai operator pada sebuah sistem komputer. Peranan manusia sebagai operator sangat penting sebab sebuah mesin tidak akan berfungsi jika tidak ada manusia yang mengendalikannya.

Ketiga elemen diatas harus saling berhubungan satu sama lain dan membentuk satu kesatuan untuk menjalankan instruksi-instruksi yang diberikan. Hardware tidak akan berfungsi bilamana tidak ada software yang menggerakkannya. Begitupula software tidak akan berarti apa-apa bilamana tidak ada hardware. Agar hardware dan software dapat berjalan seperti yang diharapkan maka harus ada brainware atau manusia yang mengoperasikannya. Kesimpulannya ketiga elemen ini haru memiliki hubungan yang saling menguntungkan (Simbiosis Mutualisme) agar sebuah sistem komputer dapat menghasilkan informasi dan data yang dibutuhkan.

"SARAPAN"

Manfaat Sarapan

Sarapan atau makan pagi penting untuk dilakukan. Alasannya karena saat tidur selama kurang lebih 8 jam tubuh kita tidak ada makanan yang masuk dalam tubuh sedangkan aktivitas seperti bernafas, bergerak atau aktivitas ringan lain tetap berjalan. Akibatnya kadar gula dalam tubuh sangat rendah. Sedangkan pagi hari aktivitas fisik mulai berjalan, seperti melakukan perjalanan ke kantor, berpikir atau perlunya konsentrasi agar dapat melakukan kegiatan dengan baik. Semua ini memerlukan adanya energi dan energi didapatkan dari makanan yang disantap.

Dengan menyantap makanan yang baik, akan membuat tubuh akan merasa kenyang dan akan membangkitkan semangat untuk melakukan aktivitas. Anda tidak akan merasa lesu atau disibukkan oleh perut yang kelaparan. Sarapan yang sehat dapat membantu menurunkan kadar kolesterol. Secara emosi, sarapan dapat menjadi tempat berkumpulnya seluruh anggota keluarga, saling bercerita, berkomunikasi dan mendekatkan diri secara emosi. Ini merupakan hal yang baik untuk menciptakan keluarga yang harmonis.

Mengapa Tidak Sarapan?
Tetapi, walau menyadari pentingnya sarapan. Ada orang yang merasa enggan melakukannya karena beberapa alasan. Misalnya:

• Diburu waktu, agar tidak terlambat sampai di kantor, seseorang melewatkan sarapan atau hanya minum susu atau kopi sebagai sarapannya. Untuk mengatasi masalah ini, ada baiknya Anda bangun lebih pagi. Agar tidak merasa mengantuk saat bangun pagi, Anda harus tidur lebih awal. Mendisiplin diri agar tidak tergoda untuk menonton TV atau berinternet yang dapat membuat kita terjaga sampai larut malam.

• Takut gemuk. Mengurangi jatah masuknya makanan di pagi hari dapat membuat kita terlihat langsing. Pendapat ini salah besar karena justru tanpa sarapan, kalori yang disantap bisa lebih banyak. Tanpa sarapan, metabolisme tubuh dan pembakaran lemak dalam tubuh akan menurun sehingga nafsu makan siang akan meningkat. Tubuh yang terasa lapar dapat membuat Anda mencari cemilan sehingga kalori yang masuk dalam tubuh meningkat.

• Tidak terbiasa, merasa mual atau sakit perut bila makan di pagi hari. Anda harus menanamkan dalam pikiran untuk bersungguh-sungguh membiasakan diri sarapan agar tetap sehat. Coba untuk tidak langsung sarapan setelah bangun tidur tetapi berikan jeda waktu antara 1-2 jam setelah bangun baru menyantap sarapan Anda. Hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan tidak lengsung menghabiskan sarapan, tetapi membaginya dalam beberapa porsi kecil yang dapat disantap sepanjang pagi. Pastikan agar kemasan tidak rusak yang dapat menyebabkan makanan menjadi rusak.

• Bosan atau tidak nafsu untuk menyantap sarapan. Solusinya adalah dengan membuat menu sarapan bervariasi tidak hanya nasi goreng, roti selai, telur dadar atau menu lain yang hanya itu-itu saja. Memang hal ini tidak mudah, karena mungkin Anda yang bekerja, Anda bisa terlambat ke kantor bila harus menyiapkan makanan yang repot. Tetapi Anda dapat mencoba mempersiapkan bahan makanan untuk sarapan pada malam hari. Esoknya, Anda tinggal menyelesaikan makanan dengan memasak yang akan menghemat waktu. Dengan meyediakan waktu lebih banyak, manfaat yang bisa didapat lebih banyak pula.

Menu Sarapan
Sarapan sudah dilakukan setiap hari. Tetapi, apakah menu makan pagi Anda sudah sehat? Banyaknya kalori yang sebaiknya masuk dalam tubuh kita waktu sarapan adalah sebanyak 300-400 kalori. Makanan yang dianjurkan untuk sarapan adalah menu yang cukup gizinya, menu yang sesuai dengan “Empat Sehat Lima Sempurna”, yang 3 diantaranya adalah terdiri dari karbohidrat, protein, susu, sereal. Pilihan lain adalah dengan minum jus buah, 2 porsi buah besar, susu atau susu rendah lemak.

Karena waktu yang hanya sedikit, para karyawan sering sarapan setelah sampai di kantor. Sisi negatif dari membeli makanan adalah kita tidak tahu sampai sejauh mana kebersihan makanan tersebut. Untuk menghindari penyakit akibat makanan yang kotor, upayakan untuk memilih mengkonsumsi makanan yang sehat yang mengandung kandungan gizi yang cukup. Pilih makanan dalam kemasan yang tertutup agar dapat dipastikan makanan tersebut tidak dihinggapi lalat atau nyamuk yang membawa bibit peyakit.

Upayakan juga untuk menghindari makanan yang kurang sehat atau yang berminyak di menu sarapan yang dibeli. Misalnya Anda dapat menghindari mengkonsumsi jeroan saat bersantap bubur. Hindari santan saat menikmati bubur kacang hijau, hindari kerupuk saat bersantap nasi atau saat makan ketoprak. Tetapi, jangan lupa untuk tidak membiasakan diri dengan bersantap gorengan sebagai menu sarapan pagi karena kalori yang tinggi dan penggunaan minyak goreng yang kurang baik.

Kini, tidak ada alasan lagi untuk memulai hari tanpa sarapan karena ternyata ada banyak manfaat yang bisa didapat bila kita sarapan sehat secara rutin. Hal ini juga dapat dilatih pada anak-anak agar mereka terbiasa untuk sarapan yang akan memberikan energi bagi mereka untuk mengikuti kegiatan sekolah yang padat, membantunya berkonsentrasi dan memahami pelajaran yang diberikan. Maka, upayakan untuk menyediakan menu sarapan yang sehat dan lezat yang akan dinikmati seluruh anggota keluarga.

Prilaku Hubungan Sosial dan Solidaritas Antar Teman pada Prilaku Gaya Hidup Remaja

Pada masa remaja, terdapat banyak hal baru yang terjadi, dan biasanya lebih bersifat menggairahkan, karena hal baru yang mereka alami merupakan tanda-tanda menuju kedewasaan. Dari masalah yang timbul akibat pergaulan, keingin tahuan tentang asmara dan seks, hingga masalah-masalah yang bergesekan dengan hukum dan tatanan sosial yang berlaku di sekitar remaja.

Hal-hal yang terakhir ini biasanya terjadi karena banyak faktor, tetapi berdasarkan penelitian, jumlah yang terbesar adalah karena "tingginya" rasa solidaritas antar teman, pengakuan kelompok, atau ajang penunjukkan identitas diri. Masalah akan timbul pada saat remaja salah memilih arah dalam berkelompok.

Banyak ahli psikologi yang menyatakan bahwa masa remaja merupakan masa yang penuh masalah, penuh gejolak, penuh risiko (secara psikologis), over energi, dan lain sebagainya, yang disebabkan oleh aktifnya hormon-hormon tertentu. Tetapi statement yang timbul akibat pernyataan yang stereotype dengan pernyataan diatas, membuat remaja pun merasa bahwa apa yang terjadi, apa yang mereka lakukan adalah suatu hal yang biasa dan wajar.

Minat untuk berkelompok menjadi bagian dari proses tumbuh kembang yang remaja alami. Yang dimaksud di sini bukan sekadar kelompok biasa, melainkan sebuah kelompok yang memiliki kekhasan orientasi, nilai-nilai, norma, dan kesepakatan yang secara khusus hanya berlaku dalam kelompok tersebut. Atau yang biasa disebut geng. Biasanya kelompok semacam ini memiliki usia sebaya atau bisa juga disebut peer group.

Demi kawan yang menjadi anggota kelompok ini, remaja bisa melakukan dan mengorbankan apa pun, dengan satu tujuan, Solidaritas. Geng, menjadi suatu wadah yang luar biasa apabila bisa mengarah terhadap hal yang positif. Tetapi terkadang solidaritas menjadi hal yang bersifat semu, buta dan destruktif, yang pada akhirnya merusak arti dari solidaritas itu sendiri.

Demi alasan solidaritas, sebuah geng sering kali memberikan tantangan atau tekanan-tekanan kepada anggota kelompoknya (peer pressure) yang terkadang berlawanan dengan hukum atau tatanan sosial yang ada. Tekanan itu bisa saja berupa paksaan untuk menggunakan narkoba, mencium pacar, melakukan hubungan seks, melakukan penodongan, bolos sekolah, tawuran, merokok, corat-coret tembok, dan masih banyak lagi.

Secara individual, remaja sering merasa tidak nyaman dalam melakukan apa yang dituntutkan pada dirinya. Namun, karena besarnya tekanan atau besarnya keinginan untuk diakui, ketidak berdayaan untuk meninggalkan kelompok, dan ketidak mampuan untuk mengatakan "tidak", membuat segala tuntutan yang diberikan kelompok secara terpaksa dilakukan. Lama kelamaan prilaku ini menjadi kebiasaan, dan melekat sebagai suatu karakter yang diwujudkan dalam berbagai prilaku negatif.

Kelompok atau teman sebaya memiliki kekuatan yang luar biasa untuk menentukan arah hidup remaja. Jika remaja berada dalam lingkungan pergaulan yang penuh dengan "energi negatif" seperti yang terurai di atas, segala bentuk sikap, perilaku, dan tujuan hidup remaja menjadi negatif. Sebaliknya, jika remaja berada dalam lingkungan pergaulan yang selalu menyebarkan "energi positif", yaitu sebuah kelompok yang selalu memberikan motivasi, dukungan, dan peluang untuk mengaktualisasikan diri secara positif kepada semua anggotanya, remaja juga akan memiliki sikap yang positif. Prinsipnya, perilaku kelompok itu bersifat menular.

Motivasi dalam kelompok (peer motivation) adalah salah satu contoh energi yang memiliki kekuatan luar biasa, yang cenderung melatarbelakangi apa pun yang remaja lakukan. Dalam konteks motivasi yang positif, seandainya ini menjadi sebuah budaya dalam geng, barangkali tidak akan ada lagi kata-kata "kenakalan remaja" yang dialamatkan kepada remaja. Lembaga pemasyarakatan juga tidak akan lagi dipenuhi oleh penghuni berusia produktif, dan di negeri tercinta ini akan semakin banyak orang sukses berusia muda. Remaja juga tidak perlu lagi merasakan peer pressure, yang bisa membuat mereka stres.

Secara teori diatas, remaja akan menjadi pribadi yang diinginkan masyarakat. Tetapi tentu saja hal ini tidak dapat hanya dibebankan pada kelompok ataupun geng yang dimiliki remaja. Karena remaja merupakan individu yang bebas dan masing-masing tentu memiliki keunikan karakter bawaan dari keluarga. Banyak faktor yang juga dapat memicu hal buruk terjadi pada remaja.

Seperti yang telah diuraikan diatas, kelompok remaja merupakan sekelompok remaja dengan nilai, keinginan dan nasib yang sama. Contoh, banyak sorotan yang dilakukan publik terhadap kelompok remaja yang merupakan kumpulan anak dari keluarga broken home. Kekerasan yang telah mereka alami sejak masa kecil, trauma mendalam dari perpecahan keluarga, akan kembali menjadi pencetus kenakalan dan kebrutalan remaja.

Tetapi, masa remaja memang merupakan masa dimana seseorang belajar bersosialisasi dengan sebayanya secara lebih mendalam dan dengan itu pula mereka mendapatkan jati diri dari apa yang mereka inginkan. Hingga, terlepas dari itu semua, remaja merupakan masa yang indah dalam hidup manusia, dan dalam masa yang akan datang, akan menjadikan masa remaja merupakan tempat untuk memacu landasan dalam menggapai kedewasaan.

Jumat, 12 November 2010

CERITA SINGKAT KEBERSAMAAN 1IA09

Awal dari lulus SMA gw bingung mau kuliah dimana,, kata temen gw "udah di Universitas Gunadarma aja".
Akhirnya keesokan harinya gw ke Gundar Depok buat daftar kuliah deh..

Gw ambil jurusan Teknik Informatika, Dapet kelas di 1IA09..
Alhamdulillah gw dapet temen yang asik-asik.

Temen yang paling deket sama gw tuh ada empat orang yaitu aii, anna, eka. n lisna..

Ternyata berada dikelas 1IA09 itu asik,seru n kompak..
Ada cerita yang ga bisa dilupain n selalu terkenang sampai kapanpun,,
Waktu anak sekelas 1IA09 nginep dipuncak, kalau ga salah tanggal 5-7 juli..
Kita kumpul di kampus G jam 7, tapi nunggu temen-temen satu-satu akhirnya berangkat dari kampus jam 9 lebih. Udah sekitar daerah puncak tuh jalanannya macet,, ceritanya si rangga sama bowo kepengen buang air kecil,, akhirnya mereka berdua turun terus jalan cari toilet umum,,eh pas mereka turun dan jalan kaki,, tiba2 aja jalanan lancar,, akhirnya mereka ditinggal bus dan nyusul naek angkot..

karena kasian sama mereka berdua akhirnya pak sopir berenti ditempat yang banyak oleh-olehnya.
ga lama sekitar 10 menit nunggu mereka,akhirnya mereka nyampe dan kita melanjutkan perjalanan lagi.
pas waktu itu kita nginep di villa deket sama taman safari kalau ga salah daerah cisarua.
akhirnya setelah perjalanan yang cukup melelahkan kami semua istirahat.

hari kedua kita mau jalan-jalan ke curug Cilember,,
Dari villa sampai Curug Cilember tuh kira-kira perjalanan 2 kilo meter, ditempuh dalam waktu 1,5 jam.
ada yang bilang gini " ayo jalan ke curug paling 15 menit sampe ko,," eh ternyata perjalanan 1,5 jam.
akhirnya semua temen-temen ikut tuh,,jalan kaki dari villa sampe curug.wah bener-bener jauuuuuuh banget.
sepanjang jalan bercanda-canda n ngobrol,, ada temen gw inisialnya aja lah "J" dia tuh kepengen ke toilet banget,,ternyata dia nahan dari villa sampai curug buat nabung..hahaha,, untungnya ada toilet. kata dia "Bayar 2ribu legaaa"hahaha.
begitulah ceritanya..
ya maaf kalau kurang bagus tulisannya coz susah diungkapkan dengan kata-kata.hehe :)
tapi gw seneng karena itu berkesan bgt buat gw n temen-temen 1IA09.

inilah foto-foto kebersamaan 1IA09

  
1IA09 The Best Friend

Rabu, 10 November 2010

GAME TEKNOLOGI

Permainan elektronik atau yang kita sering sebut dengan game online telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Ini bisa kita lihat di kota-kota besar, tidak terkecuali juga kota-kota kecil, banyak sekali game center yang muncul. Game center itu sendiri tidak seperti halnya warnet, mereka memiliki pelanggan tetap yang lebih banyak daripada warnet. Inilah yang membuat game center hampir selalu ramai dikunjungi.
Game saat ini tidak seperti game terdahulu, jika dahulu game hanya bisa maksimal dimainkan dua orang, sekarang dengan kemajuan teknologi terutama jaringan internet, game bisa dimainkan 100 orang lebih sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Banyak anak-anak yang suka bermain game online ini,,tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun senang bermain game online ini.


PENGERTIAN DARI GAME ONLINE
Game Online atau sering disebut Online Games adalah sebuah permainan (games) yang dimainkan di dalam suatu jaringan (baik LAN maupun Internet).

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN GAME ONLINE
Perkembangan game online sendiri tidak lepas juga dari perkembangan teknologi komputer dan jaringan computer itu sendiri. Meledaknya game online sendiri merupakan cerminan dari pesatnya jaringan computer yang dahulunya berskala kecil (small local network) sampai menjadi internet dan terus berkembang sampai sekarang. Games Online saat ini tidaklah sama seperti ketika games online diperkenalkan untuk pertama kalinya. Pada saat muncul pertama kalinya tahun 1960, computer hanya bisa dipakai untuk 2 orang saja untuk bermain game. Lalu muncullah computer dengan kemampuan time-sharing sehingga pemain yang bisa memainkan game tersebut bisa lebih banyak dan tidak harus berada di suatu ruangan yang sama (Multiplayer Games).
Lalu pada tahun 1970 ketika muncul jaringan computer berbasis paket (packet based computer networking), jaringan computer tidak hanya sebatas LAN saja tetapi sudah mencakup WAN dan menjadi Internet. Game online pertama kali muncul kebanyakan adalah game-game simulasi perang ataupun pesawat yang dipakai untuk kepentingan militer yang akhirnya dilepas lalu dikomersialkan, game-game ini kemudian menginspirasi game-game yang lain muncul dan berkembang. Pada tahun 2001 adalah puncak dari demam dotcom, sehingga penyebaran informasi mengenai game online semakin cepat.

DAMPAK BAIK DAN BURUK DARI GAME ONLINE
Game online muncul tidak hanya mempengaruhi kehidupan social pemainnya dalam dunia nyata tetapi juga terkadang mempengaruhi kejiwaan seseorang apabila memainkannya terlalu lama. Seperti yang dilansir ketok.com, gara-gara sebuah game, seorang pemuda di amerika serikat nekad menusuk temannya sendiri. Bahkan anak-anak yang kecanduan bermain game sering membolos dari sekolahnya agar bisa melanjutkan petualangannya di dunia maya.
Akan tetapi dari segi bisnis, game online masih memiliki prospek bagus kedepannya. Dengan kehadiran games online ini, orang-orang bisa menciptakan lapangan kerja sendiri yaitu games center, atau menjadi pengembang games sehingga dapat mengurangi angka pengangguran. Game online juga bisa meningkatkan kemampuan bekerja sama pada otak anak

Rabu, 27 Oktober 2010

TUGAS SOFTSKILL KELOMPOK

KELOMPOK 1
NAMA : NUR ALIFAH TRESNOWATI
NPM : 55409903
KELAS : 2 IA 08

Digital Teori: Teori tentang New Media


Tidak ada satupun kerangka teori atau satu set metode yang baku yang dipakai dalam mempelajari New Media (Media yang baru). Seperti yang akan diungkapkan oleh buku ini, pengertian dan pemahaman akan sebuah new media sangatlah kompleks dan beragam, sehingga menjadi tidak mungkin atau terlalu naïf bila kita menggunakan pendekatan metodologis dan teoritis yang pernah diungkapkan atau dibuat, dan dianggap sebagai sebuah definisi. Memang seperti yang David Bell tunjukkan dalam bab berikut mengatakan bahwa kompleksitas teori yang mengkategorikan new media bisa saja direfleksikan pada kondisi dalam penggunaan Net serta penelitian akan Web sekarang ini. Refleksi dari hal ini menunjukkan keterbukaan akan pengartian maksud dari New Media yang bisa kita ambil dan kita salin dari berbagai metode dan pendekatan teoritis yang berbeda. Namun, meski kita tidak bisa melihat dan menangkap pengertian akan hal ini secara jelas, hal ini tidak boleh menghalangi kita untuk bisa menempatkan dan mengeksplorasi sebuah pengertian baru baik secara teoritis maupun metodologi yang bisa saja lebih baik dan cocok, serta mencerminkan media sekarang ini.

Jika kita bisa menghargai apa yang bisa saja menjadi sebuah pendekatan teoritis baru akan new media, sangat krusial buat kita untuk bisa menguraikan cara sebuah media untuk cenderung dianalisis dan dijelaskan secara historis. Hal ini dikarenakan daripada hanya sekedar menjadi sebuah kajian sistematis yang menghapus kajian yang sebelumnya, kajian pendekatan teori yang baru ini tidak bisa dilepaskan dari sebuah proses pengembangan atas reaksi media yang telah dipahami dan menjadi teori sebelumnya. Dalam rangka memperjelas debat mengenai historis ini, saya pertama kali akan mendiskusikan media yang sudah ada sebelumnya namun dalam pembahasan/konteks yang lebih modern, lalu mulai pada diskusi pada hubungan antara media post-modern, media post-stuctural, sampai dengan sesuatu hal yang disebut dengan new media.

Pandangan Modernisasi dan “Media Tua(Post Modern Media)”.
Dimulai pada sekitar akhir abad ke Sembilan belas, modernisasi adalah sebuah istilah yang kami berikan pada cara masyarakat dalam merespons pada perubahan di masa revolusi industri. Dengan berakar pada masa Penerangan di periode abad ke-18, modernisasi cenderung menentang pada pandangan theokratis dan anggapan God-Centered (berpusat pada Tuhan) dimana anggapan ini mengatakan bahwa Tuhanlah yang telah membantu mendefinisikan bagaimana hubungan manusia-masyrakat di masa lampau. Gagasan ini antara lain teori evolusi di dalam biologi, komunisme di dalam politik, teori relatifitas dalam bidang fisika, dan pengembangan teori psikoanalis yang mencoba menjelaskan alam semesta dalam terminologi quasi-scientific atau ilmiah. Dengan cara ini, pandangan modern cenderung menantang dan mengubah dengan cepat pandangan religius dan mistis dari dari dunia pada masa pre industri.

Dengan kepercayaan bahwa science tidak bisa dilepaskan dari proses kemajuan, banyak aspek dari modernisasi yang optimis bahwa proses ini memiliki kekuatan untuk mengubah kehidupan manusia menjadi lebih baik. Bagaimanapun juga, seperti halnya progress di abad ke dua puluh, efek paling negatif ilmu pengetahuan(science) dan industrialisasi(dalam beberapa hal terjadi pada masa Perang Dunia I, dan Perang Dunia II) meningkat tajam sangat jelas dan brutal. Dalam beberapa hal, banyak para pembaharu (modernis) yang juga merasa industrialisasi sebagai musuh dari pemikiran bebas, dan individualitas; dimana menurut mereka, indutrialisasi menciptakan dunia yang dingin, dan tidak memiliki jiwa. Untuk alasan itulah reaksi modernisasi atas sebuah modernitas seringkali dirasakan sebagai asa yang berlawanan, di satu sisi dirasakan sebagai sebuah perayaan atas masuknya era teknologi, di sisi lain mengutuk akan hal itu (Hall 1995:17). Dalam keadaan yang bertentangan seperti ini banyak para pembaharu berusaha untuk merefleksikan kekacauan dan penyalah artian tersebut justru sebagai bagian dari proses modernisasi. Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, merubah pandangan kita akan masyarakat dan diri kita sendiri. Oleh karenanya para seniman dan kaum intelektual mencari jalan baru untuk merefleksikan dan mengartikulasikan fragmentasi ini menjadi “dunia baru yang berani”. Kaum penganut Surealisme dengan jelas mendramatisasikan pandangan Freud’s sebagai sebuah kekuatan mimpi dan ketidaksadaran, sementara para kaum Futuris menyertai cinta mereka untuk mesin, teknologi, dan kecepatan. Selain itu ada pula sebuah ketertarikan yang selalu disertakan dalam banyak ungkapan artistik ini, seperti schizophrenia (penyakit jiwa) akan pengalaman modern yang diungkap dalam novel ‘stream of coonscoisness‘(arus kesadaran), sementara ada pula lukisan Abstract Expressionists yang mengungkapkan kekacauan, anarkisme, idiosyncratic dan nihilistic pemandangan dari dunia yang modern.

Tersembunyi dalam gerak yang artistic juga merupakan kepercayaan bagi seorang pembaharu dalam perannya sebagai seorang seniman, figur romantis yang sering digambarkan dengan seorang pahlawan jenius yang mengucilkan dirinya sendiri dan memiliki kemampuan untuk merevolusi seni dan dunia di sekitar kita, serta mampu melebihi keduanya. Hal ini diungkapkan oleh David Harley sebagai perjuangan untuk menghasikan suatu seni karya yang baik, untuk sekali, dan semua kreasi dimana semua kreasinya bisa menemukan tempatnya sendiri dalam pasar, serta harus merupakan sebuah usaha individual yang bisa menembus lingkaran kompetisi (Penekanan sesuai dengan aslinya, 1990:2). Dan itu semua adalah sebagian kepercayaan modernisasi dalam kekuatan seni dimana seniman mengubah bentuk dunia itu yang dibelakangnya penuh dengan kecurigaan dan rasa tidak suka akan jenis kebudayaan sehari-hari yang sering ditemukan dalam novel, bioskop, televisi, komik, koran, majalah, suratkabar, dsb.. Sebagaimana yang Andreas Huyssen utarakan “Pandangan modernisasi hampir scara konsisten tidak peduli akan permusuhan di antara kultur masyarakat(1986:238), membantah bahwa hanya seni yang bernilai tinggi saja (khususnya seni tinggi seperti halnya avant garde), yang bisa mendukung peran sosial dan kritik akan estetika. Ini adalah ketegangan diantara dua pandangan yang ekstrim(kebudayaan masyarakat yang ‘tanpa perimbangan’, melawan ‘seni tinggi’ avant garde) yang mungkin secara eksplisit bisa menggambarkan reaksi atas modernisasi terhadap sebuah media pada pengembangan awal di sepanjang abad ke dua puluh.

Banyak sekali contoh yang merefleksikan penghinaan modernisasi atas sebuah media, namun salah satu kelompok intelektual yang paling terkenal dalam mengambil cara berpendirian ideologis ini adalah (The Frankfurt School (Sekolah Frakfurt)). Dikucilkan dari Negara Jerman ke Amerika sepanjang perang dunia ke II, kelompok penganut paham Marxisme Eropa ini telah ‘dijejali’ oleh kultur masyarakat Amerika yang memiliki banyak persamaan akan produk media massanya. Khusunya sekolah ini merasa bahwa media Amerika adalah sebuah produk industrialisasi yang sudah distandardisasi, serta sering pula dihubungkan dengan aspek fordism pada kultur masyarakatnya. Fordism adalah sebuah istilah terminasi untuk menggambarkan kesuksesan Henry Ford’s dalam industry mobil, terutama sekali peningkatan metode produksi massalnya dan pengembangan lini perakitan pada tahun 1910. Dia menggunakan teknik produksi missal dimana sebuah mobil mungkin saja diproduksi dengan biaya yang lebih murah sehingga bisa dijangkau oleh warga Amerika biasa. Bagaimanapun, karena ini adalah sebuah produksi missal, maka semua model mobil Ford jenis T adalah sama persis. Ketika Ford ditanya akan di cat warna apa mobilnya nanti, Ford dengan sangat baik menjawab “Warna apa saja, yang penting Hitam”.

Untuk seorang ahli teori Marxist dari The Frankfurt School, filosofi ford ini juga merupakan sebuah bukti dari segala aspek kebudayaan masyarakat, dimana segala acara tayangan televisi, film, novel, majalah, dsb.. adalah sangat identik satu sama lain. Deskripsi mereka akan ‘Budaya Industri” dengan jelas menyatakan ketidak sukaan mereka akan produk industrialisasi dan kemasan formula dari produk mereka (Amerika). Sebagai gantinya dalam menstimulasi pemirsa, produk media massa ini desain untuk menjaga masyarakat dalam tekanan mereka denga menawarkan sebuah bentuk yang produk homogen dan terstandardisasi. Seperti yang diungkapkan Theodor W. Adorno yang menjelaskan dengan referensi (mencontohkan) pada music yang populer:
Struktur Standardisasi Tujuan dengan Reaksi yang Baku:
Saat kita mendengarkan music yang popular, itu dimanipulasi bukan hanya oleh promoters/produser dari lagu tersebut, tapi juga oleh music itu sendiri, seperti oleh nuansa dari musik itu sendiri, ke dalam sebuah mekanisme reaksi, dimana secara keseluruhan bertentangan dengan gagasan individualitas akan kebebasan, dalam sebuah masyarakat yang liberal. Beginalah cara sebuah musik dipopulerkan ke pendengar dengan melepaskan spontanitas mereka dan mempromosikan dengan refleks yang dikondisikan sebelumnya.
(Adorno [1941] 1994: 205–6, penekanan sesuai dengan aslinya)

Beberapa ketertarikan akan isu media ini juga datang untuk dari kebijakan penyiaran. Sebagai contoh, gagasan BBC akan jasa penyiaran publik didasari pada sejumlah budaya, politis, dan teoritis yang ideal serupa dengan modernisasi. Dalam beberapa hal (khusus), Direktur Utama BBC, John Reith, berargumentasi bahwa penyiaran sebaiknya digunakan untuk mempertahankan “budaya yang tinggi”, melawan degradasi kepribadian dan pengaruh dari budaya masyarakat. Ini adalah salah satu alasan mengapa dia berargumentasi dengan keras, bahwa seharusnya BBC dibiayai penuh oleh perpajakan. Dengan dimikian, bisa menghindari pengaruh besar dari komersialisasi kepribadian oleh media massa Amerika. Walaupun dia memiliki pandangan politik yang berbeda dengan Marxist seperti yang dianut oleh The Frankfurt Scholl, Reith bersedia berbagi perhatiannya akan pengaruh media massa yang begitu besar sehingga seakan mengkorupsi audiencenya yang terlalu lemah dan tidak berpendidikan. “Ini terkadang mengindikasikan kita”, dalam tulisannya yang terkenal, “bahwa kita kelihatannya lebih mengedepankan untuk memberikan publik apa yang mereka butuhkan, bukan yang mereka inginkan, tetapi kenyataanya sangat sedikit sekali kita tau apa yang mereka inginkan, dan lebih sedikit lagi mengetahui apa yang mereka butuhkan” (dikutip oleh Briggs 1961:238).

Persepsi/pandangan yang menggambarkan bahwa sebenarnya para audience itu secara umum adalah pasif dan mudah tertipu direfleksikan oleh analisis media dalam periode modernisasi, khususnya pada ‘efek’ dari model atas riset audience yang diadakan. Terkadang model ini juga sering dianggap sebagai model jarum suntik. Model ini mempunyai pendekatan bahwa audience lebih cenderung untuk pasrah dan secara konstan menerima dirinya untuk ‘disuntik’ oleh pesan yang disampaikan media, seperti halnya salah satu bentuk dari jenis obat-obatan narkotika. Riset pendengar inilah yang dibawa/diusung oleh The Frankkfurt School sebagai sebuah bagian yang dengan jelas mempengaruhi tradisi, dimana isu ini seakan mengesahkan pandangan pesismis yang mengklaim akan adanya indoktrinasi oleh media. Dalam kaitannya dengan analisa textual (dianggap sebagai pandangan pesimis) The Frankfurt School mempersuasikan hal yang serupa, dengan mengkritik cara media memecah belah ideology dominan dari the bourgeoisie tersebut. Beberapa tokoh mereka a.l: Adorno(1941-1994) yang bekerja pada dunia music popular, Lowenthal (1961) mempelajari pada literature popular dan majalah, Lalu Hertogs (1941) yang mempelajari opera sabun di radio, kesemuanya menyatakan hal yang serupa akan adanya standardisasi tentang kultur media massa dan media itu sendiri.

Walaupun adanya pandangan pesimis dari The Frankfurt School yang diarahkan ke media, masih ada hal dari media yang masih bisa dipuji untuk setidaknya mempelajari bentuk dari modernisasi media ini secara serius dan layak untuk dijadikan sebagai studi akademik. Pryek ini lalu diteruskan dan dikembangkan oleh pergerakan struktural yang dimana terus meningkat popular di sepanjang tahun 1950an sampai 1960an. Sebagian tumbuh dari dari keyakinan akan kekuatan ilmu pengetahuan dan pandangan rasionalis, kamu structural berpendapat bahwa manusia itu terbentuk dari struktur sosi-psikologis dan linguistik dimana mereka memiliki control yang sedikit akan itu. Kepercayaan pada pandangan rasional juga menunjukkan suatu metode bagaimana menyingkap struktur ini dengan menggunakan metode quasi-scientific investigasi. Suatu istilah yang dinamakan Semiotics memainkan peran sentral di dalam usaha ini, dan diaplikasikan untuk segala macam perilaku dalam kultur-textual mulai dari bioskop hingga bidang periklanan, mulai dari hal fotografi, hingga komik. Berdasarkan pada penelitian Ferdinand de Saussure dan Charles Sanders Peirce dalam bidang linguis, semiotics mengedepankan metode yang jelas dan padu, dimana segala macam jenis text/tulisan bisa dibaca secara objektif sebagai sebuah system dari sekumpulan ‘tanda’. Dengan ‘memecahkan tanda’ dari sekumpulan ;tanda’ ini, para pakar semiotics bisa memanipulasi audience mereka secara berangsur-angsur.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Daniel Chandler, “dekonstruksi dan kontes akan kenyataan dari sekumpulan tanda dapat mengungkapkan kenyataan siapa yang lebih diistimewakan, dan siapa yang lebih ditindas. Beberapa studi menunjukkan konstrukso tanda tersebut, dan pemeliharan oleh beberapa kelompok social tertentu,’ (penekanan dari text asli, 2004a:15).
Roland Barthes’s([1957] 1973) dengan sangat luar biasa mempengaruhi lewat buku Mitologisnya dengan sangat baik, menggunakan kemampuan structural dan semiotics untuk menganalisa semua bentuk kebudayaan dalam pertandingan gulat, mobil citroen, wajah Greta Carbo, dan bubuk sabun. Selain itu, sebagai seorang Marxist, proses menyimpulkan kepribadian akan habit membaca text didapat dari kesukaan Barthes atas sedikit keraguan dari pandangan structural, ketika mempropgandakan ataupun mempersuasikan sebuah ideology dengan sangat luar biasa. Salah satu dari contoh karya Barthes yang terkenal adalah karyanya akan analisa sebuah foto yang menjadi sampul majalah Paris Match pada tahun 1955. Dimana dalam sampul majalah tersebut, ia menunjukkan seorang prajurit kulit hitam yang hormat pada bendera nasional Prancis. Barthes berpendapat bahwa ini adalah media yang memberikan gambaran positif akan kekaisaran Prancis dalam era krisis nasional. Jadi selama metode quasi scientific dalam pandangan struktural masih bisa membantu me-legistimasi kebudayaan masyarakat, dan media setalah era perang dunia, maka audience dalam pandangannya masih dianggap lemah untuk memberikan respons atas pesan yang tersembunyi dari sebuah media. (Lihat Barthes 1977).

Dengan cara ini, maka kita bisa memulai mengidentifikasikan beberapa komponen utama dari media dan audience yang telah menjadi bahan penelitian sepanjang pertengahan awal abad ke dua puluh. Khususnya konteks dari modernisasi yang memberikan kita pemahaman teori yang mendalam cara sebuah media mengerti dan mendorong ideologinya dimana hal ini tidak bisa dilepaskan dari kritik akan teori ini. Jenis dari pendekatan akan teori ini adalah dengan tidak mempercayai media, dengan pendapat bahwa audience membutuhkan perlindungan dari standardisasi dan pengaruh dari media tersebut. Hal inilah yang membedakan gagasan teori baru yang mendefinisikan sebuah ‘Media Baru’ dan perannya di abad ke – 21.
Pasca Modernisasi – dan Media Baru.

Ketika pandangan modernisasi biasanya selalu dihubungkan dengan awal tahap revolusi industry, pasca modernisasi (pertama kali dikenal dengan istilah Arsitektur, lihat Jenks 1984) lebih sering dihubungkan dengan segala perubahan pasca revolusi industri. Ekonomi era pasca - industri (terkadang juga disebut dengan istilah pasca Fordist) adalah saat dimana terjadi transisi ekonomi dari ekonomi berbasis produksi, menjadi ekonomi berbasis jasa. Masyarakat di tandai dengan naiknya teknologi informasi, globalisasi pasar uang, pertumbuhan di bidang jasa, munculnya para pekerja kantor, dan kemunduran industry berat (lihat Bell 1976). Oleh karenanya tidak aneh bila kultur dan politik yang dibangun di masa pasca-industrialisasi berbeda dengan dominasi konteks modernisasi sebelumnya di masa industrialisasi. Perubahan cultural ini sebagian bisa dimengerti sebagai produk yang tidak bisa dilepaskan dari masyarakat konsumen dimana konsumsi dan kesenangan sekarang lebih menentukan ketimbang kerja dan produksi. Ini berarti ‘budaya konsumsi’ datang dan mendominasi ketimpangan budaya; dimana pasarlah yang menentukan semua bentuk dan kebutuhan hidup kita setiap hari. Dalam dunia ‘post-modernisasi’ tidak ada satupun titik acuan diluar barang komoditas dan segala hal tentang teknologi yang terpisah lalu secara perlahan kemudian menghilang.

Perubahan ini dalam masyarakat pasca industrialisasi dengan jelas telah mempengaruhi pandangan dari teori kritik yang sekarang mengerti dan paham akan peran yang sekarang dimainkan oleh media dalam masyarakat pada masa ini. Dalam beberapa hal juga telah terdapat pergeseran dari pandangan pesimis yang pernah mencoba mendefinisikan pendekatan yang dilakukan oleh para pembaharu seperti yang pernah dilakukan oleh The Frankfurt School. Pergeseran pandangan yang mengkritik ini ditandai dengan apa yang telah dilakukan oleh Mcluhan. Saat Mcluhan sedang sering menggembar-gemborkan hal yang menjadi ketertarikan para pembaharu, yaitu ideology mereka yang memengaruhi pendengar yang lemah dan tidak berdaya (lihat, sebagai contoh, analisis pertama Mcluhan tentang efek-efek merugikan dari penayangan iklan The Mechanical Bride: Foklore of Industrial Man(1951)). Penelitian yang dilakukan oleh Mcluhan ternyata sering bertentangan dengan rasa antusiasme dan kegembiraan yang jarang sekali dipikirkan oeh pembaharu teori kritik. Walaupun gaya tulisannya nampak penuh dengan kebencian akan pesan dalam media elektronik; dengan ungkapannya yang terkenal ‘media adalah pesan’, yang sering dimunculkan dalam mimic yang meniru penayangan iklan tersebut, sebenarnya dia secara tidak langsung telah menggunakan istilah ‘surfing’, (mengacu pada cepat, tidak beraturan, dan pergerakan multi direksional dalam sebuah dokumen).Seperti yang juga telah diungkapkan oleh Levinson (1999) tentang Digital Mcluhan, dikatakan bahwa untuk mengantisipasi akan kekuatan dari media baru adalah dengan meningkatkan interaktif audiencenya dengan informasi elektronik yang ia terima (pp 65-79).

Pergeseran teori akan konsepsi mengenai media dan audiencenya selanjutnya digaungkan oleh para kaum post-strukturalis. Sementara kamu strukturalis secara umum merefleksikan kebutuhan kaum modern dengan menyingkap maksud dari pesan yang tersimpan dalam sebuah media, kamu post-struktural lebih cenderung untuk mengambil pandangan deterministik yang lebih sedikit tentang kepribadian dari media secara keseluruhan. Terinsipirasi oleh teori yang dikembangkan oleh Louis Althusser(1971) dan Antonio Gramsci (1971), analisa mengenai media secara berangsur-angsur mulai menerima teori bahwa ideologi dalam media sebenarnya lebih kompleks dari apa yang dibayangkan pertama kali. Dimana audiences sekarang sudah bisa membalas pesan yang disampaikan oleh media sehingga mereka menjadi apa yang disebut dengan ‘polysemic’ yaitu mampu berinteraksi dengan penyampaian pesan bertingkat yang disampaikan oleh media.(lihat Fiske 1998 62-83).

Hal yang tidak bisa dilepaskan ini bermakna bahwa para kaum modern mendesak bahwa sebuah media teks bisa dijabarkan menjadi sebuah makna ideology, yang terus berkembang sehingga tidak bisa dipertahankan. Seperti yang Elen Seiter uangkapkan di bawah ini:
Kaum post structural memberikan penekanan pembedaan diantara penanda (sign), dan menandai antara satu tanda dengan tanda yang lain, diantara satu konteks dengan konteks selanjutnya, dengan penekanan bahwa makna dari sebuah pesan selalu diposisikan pada konteks dan situasi tertentu. Teori dan ideologi psiko-analis dibawah pengaruh kaum post struktural, lebih fokus pada gep atau celah, ketidakhadiramn, serta ketidak paduan makna dalam sebuah teks.
(Seitter 1962:61)

Keadaan / konteks yang tidak dapat dipastikan akan makna dalam sebuah pesan teks, menjadi pusat kajian dari teori post-struktural, merubah semua makna, dimana riset kontemporer ini bukan hanya bisa dimengerti oleh medianya saja, tapi juga penerima pesan tersebut sebagai pembaca. Maksudnya, pengaruh teori post struktural akan analisis media mengatakan bahwa riset penelitian sekarang ini lebih sedikit memberikan penekanan pada bagaimana cara menyandikan sebuah pesan(produser), namun pada bagaimana cara mengartikan pesan tersebut(penerima pesan)(lihat Hall 1973). Pada awalnya teori ini dikenal sebagai “Penggunaan dan Kepuasan”, sebuah metode baru dari analisa media, yang mencoba menujukkan bagaimana cara memproduksi sesuatu materi yang kaya, dimana usaha ini ditujukan untuk menunjukkan betapa kompleksnya memproduksi sebuah pesan teks diantara isi teks itu sendiri dan audiencenya (Lihat Brroker dan Jermyn 2003). Teori ini adalah sebuah langkah yang lebih maju dari konsep para kaum modernist dan strukturalis akan audience yang awalnya pasif, menjadi partisipann yang aktif dalam memproduksi makna pesan.

Seperti yang diuggestikan oleh pesan ini, baik pengusung teori post-modernisasi dan post strukturalisasi sama-sama memandang bahwa pesan itu sendiri tidak dapat diartikan secara keseluruhan. Berdasarkan pada pemahaman kultur strukturalis mengenai struktur linguis, mereka berpendapat dalam kenyataannya linguis yang ada pada masyarakat hanya sampai pada tingkat bahasa, dan percakapan. Ini berarti daripada kita menyederhanakan dengan perasaan yang tidak berdosa, apa yang sebenarnya menjadi kenyataan, lewat bahasa sebenarnya kita sudah membangun pandangan akan diri kita sendiri dan sesuatu yang kita sebut sebagai kenyataan. Jadi daripada mencari arti yang dalam dari sebuah makna yang sifatnya tidak nyata melalui bahasa dan percakapan, post strukturalis memilih untuk lebih cenderung pada analisa dan kondisi praktis yang dimana bisa mengkonstruksi sesuatu yang disebut ‘kebenaran’ (lihat, sebagai contoh, Foucault 1991). Jadi sementara kaum modernis mencari makna dan kebenaran dari kekacauan dan perpecahan dunia modern, kaum post modernis telah menerima keadaan bahwa pencarian akan kebenaran yang hakiki itu adalah sia-sia.

Ketidak stabilan akan arti ‘kebenaran’ ini dihubungka oleh kalim kaum post modernis di akhir abad ke dua puluh, dimana masyarakat sudah menjadi lebih skeptis(tidak mudah percaya) tentang teori-teori utopis seperti teori Pencerahan dan teori Marxist. Memisahkan dua teori ini hanya sebagai ‘narasi yang agung’, teori post modern cenderung untuk mengkategorikan mereka sebagai pandangan akan dunia secara menyeluruh, dan tak lain hanya sekedar narasi dan ilmu bahasa semata. Walaupun mungkin saja sukar untuk mengerti teori seperti itu dalam dunia yang sebagian besar masih berpegang pada fundamental agama, kepercayaan akan kemungkinan yang utopis dari modernisasi jelas nampak dikritik keras dan dibantah oleh Dunia Barat yang sinis. Salah satu post modern teori diungkapkan oleh Jean Francois Lyotard:
Dalam kultur dan masyarakat di zaman ini- masyarakat post industry – dan kebudayaan post modern -....narasi yang kaya telah kehilangan akan kredibilitasnya tanpa memperdulikan pada penggunaan model gabungan dari narasi tersebut, atau pada jenis narasi sepkulatif,atau mungkin narasi yang berisi semangat emansipasi…Kapanpun kita mencari pada penyebab dari ini semua maka tentunya kita akan kecewa.
(Lyotard 1984: 37-8)

Ketidak percayaan ini mengarah pada proyek revolusioner dari modernisasi yang mungkin membantu menjelaskan mengapa pada akhirnya sikap daripada kaum post modern lebih melonggarkan sikapnya pada media secara keseluruhan. Sementara media secara umum dipisahkan dari modernisasi karena standardisasi, terlalu di formula, serta dangkal, kaum post modern justru lebih cenderung untuk merayakan hal ini sebagai bentuk penolakan secara implicit terhadap pencarian atas nilai kebenaran secara mendalam. Beberapa karakteristik bisa dilihat sebagai refleksi dari kenyataan dimana semuanya tampil dalam hal yang berlawanan seperti fakta dan fiksi, nyata dan tidak nyata, asli dan yang kurang jelas keasliannya dan lain sebagainya. Inilah kenapa apa yang dikerjakan oleh Andy Warhols dipahami sebagai sebuah post modernisasi secara intrinsik. Sebagai contoh, bingung dan kecewa adlah dua hal yang sering menyertai kita ketika mencoba memahami ‘seni’ dari pada produk media massa ini.

Tentu saja, beberapa pots modernist kritikus membantah bahwa sangat tidak mungkin bagi kita untuk bisa membedakan antara gambar dari sebuah media, dengan kenyataan, dimana diantara keduanya telah terjalin suatu hubungan sehingga sangat susah bagi kita untuk menggambar garis diantara kedua hal tersebut (McRobbie 1994:17). Menurut seorang filsafat Baudrillad (1994), dalam masyarakat kontemporer, sebuah simulasi telah bsa mengkopy objek yang real atau sebenarnya. Fenomena Baudrillad ini dikaitkan pada ‘pesanan ketiga akan simulacra’ yang memproduksi ‘hyperreality’. Ini menunjukkan bahwa diantara gambar image dan kenyataannya telah berada pada satu entitas yang sama dan oleh karenanya sangat sulit untuk bisa memisahkan hubungan di antara keduanya. Sperti yang diutarakan oleh Best dan Kellner ’kenyataan, dan sesuatu yang tidak nyata tidak tercampu seperti halnya minyak dan air, mereka lebih rekat daripada dua cuka yang digabungkan(1997:03). Beberapa orang kritikus bahkan yakin bahwa perbedaan antara manusia dan mesin (dalam penggunaannya) sudah meulai menghilang. Walaupun gagasan akan kemunculan cybord masih sekedar menjadi bahan kajian ilmu pengetahuan kritikus Donna Hathaway(1991) sudah menggunakan istilah itu untuk menggambarkan metafora sebagai kekuatan untuk membangun ulang essensi dari perbedaan gender dan identitas manusia di dunia ini. Seperti yang juga diungkapkan oleh Mark Dery:

Interaksi kita (sebagai manusia) dengan dunia kita terus meningkat dengan ditengahi oleh Teknologi Komputer, dan melalui tiap bit dari digital bit, kita sudah mulai menjadi sebuah Borg(robot) seperti dalam film StarTrek:The Next Generation. Berubah menjadi bentuk cyborg-hybrid yang merupakan gabungan dari teknologi-dengan biologi melalui interaksi denga mesin pada frekuensi yang tinggi, atau melalui sebuah interface yang menghubungkan kita dengan teknologi tersebut.
(Derry 1994:6)

Problematika akan apa yang kita sadari sebagai sesuatu yang riil, tidak bisa kita lepaskan dari pengaruhnya akan apa yang kita sebut sebagai otentifikasi diri sendiri, sebagai konsep identitas dari era post modern Dalam beberapa hal ada sebuah argument yang menyatakan ada peningkatan interaksi antara audience dan media baru dimana media tersebut mengajak audiencenya untuk bermain di sekitar media tersebut, dan membuat identitas beragam sumber, dan terkadang sangat kontradiktif. Proses ini sering dikaitkan dengan apa yang dikatakan oleh Hartley (1999: 177-85) sebagai ‘DIY hubungan masyarakat kota’, dimana media sekarang memperbolehkan untuk menciptakan identitas personal kita. Dengan begitu banyaknya komunitas yang kita bisa temukan dalam web, kita bisa memulai dengan begitu udahnya untuk memilih dan mengambil identitas seperti apa yang kita ingin ambil, dan identitas yang inging kita tolak. Jadi hal ini memfasilitasi kita untuk menentukan bagaimana kita mendefunusukan diri kita sendiri ketimbang mendefinisikan diri kita dalam kategori yang lebih sempit dan terbatas ada jumlah pilihan yang pernah didefinsikan di masa lampau. Ini adalah sebuah keadaan yang kontras dimana biasanya kita tidak bisa menentukan diri kita sendiri, karena identitas primer kita merupakan warisan dari orang tua kita.

Gagasan yang mengesankan akan identitas ini tentu saja muncul sebagai sebuah kontras akibat dari adanya konsep masyarakat kota dan identitas yang disebarkan dengan menjabarkan akar istilah dari modernisasi, khususnya konsep seperti jasa pelayanan Penyiaran. Konsep yang digagas oleh John Reith akan ‘Budaya’, dan ‘sifat Britania Raya’, sebagai contoh, sekarang ini sepertinya bisa dimaafkan mengingat restriktifnya dalam hal transnasional, multicultural (seperti apa yang Mcluhan (1962) gambarkan sebagai sebuah ‘desa dunia’), dimana banyak sekali orang yang sekarang berterimakasih atas adanya email, satelit, dan televisi global. Para kritikus postmodernist mungkin membantah keras anggapan bahwa ‘penyiaran’ tersebut adalah konsep total dimana menurut mereka hal tersebut sangat tidak bisa merefleksikan pemberagaman secara mutlak atas suatu bangsa maupun masyarakatnya (lihat Creeber 2004). Frase ‘penyiaran lokal’-yang digunakan untuk mengartikan Media Baru dalam mengalamatkan dan menyebarkan dalam relung audiencenya, mungkin lebih baik dalam membungkus semua peran televisi dan radio dalam dunia multimedia(lihat Curtin 2003).

Seperti apa yang kita lihat, peningkatan interaksi antara audience dalam konteks Media Baru ini juga diartikan dalam teori post struktural dimana cenderung untuk memahami audience sebagai partisipan yang aktif dalam menciptakan sebuah makna. Website seperti Youtube, MySpace dan Facebook, muncul untuk merefleksikan pemahaman akan hal ini, sebagai ‘kultur partisipan’; dimana mereka tidak hanya menciptakan komunitas virtual mereka sendiri namun juga memperbolehkan audience untuk juga menjadi ‘produser’, sama baiknya dengan menjadi ‘penerima pesan’ dari sebuah media. Teori ‘fandom’ sangat penting disini dengan internet yang memperbolehkan fans dalam berbagai macam kultur untuk menciptakan komunitas virtual yang menambahkan pemahaman original dan bahkan konten dari apa yang mereka sukai (lihat bab 7). Sebagai contoh, pertumbuhan dari ‘fiksi slash’, memperbolehkan audiencenya untuk aktif berpartisipasi dalam produksi dengan menciptakan materi ekstra-tekstual tentang tayangan televisi favorit mereka (lihat Jenkins 2006 b). Akibatnya daripada hanya memperlihatkan essensi komersial dan menjadi inaktif, dalam dunia pots modern, mereka bisa mengkonsumsi diri mereka sendiri sebagai hal positif dan berperan sebagai partisipan yang baik. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Mackay, ‘ Daripada hanya sekedar menjadi pasif, sekunder, di determinasi oleh aktifitas, konsumsi, …tampak terlihat meningkat sebagai sebuah aktifitas dengan praktek dari kita sendiri, tempo, signifikan, dan bisa menentukan’ (1997: 3-4). Beberapa gagasan dengan jelas diutarakan oleh David Gauntlett dengan gagasan ‘Studi Media 2’, sebuah teori penjelmaan dari Tim O Reilly yang mempunyai gagasan Web 2, sebuah dunia dimana penggunanya menggeneralisasi dan mendistribusikan konten mereka sendiri, lebih sering, dengan kebebasan untuk berbagi, menciptakan, menggunakan, dan menggunakan kembali (lihat bagian Introduksi, dan Bab 2).

Sesungguhnya, John Reith’s cultural dari ‘atas-bawah’ ataupun ‘mengangkat’ dalam beberapa hal terlihat redundan (berulang) dalam dunia dimana audience menentukan sendiri pilihan mereka akan media, dan apa yang mereka lakukan dengannya. Hypertextual ‘potong’ dan ‘tempel’ dari Media Baru-yang terlihat mendorong penciptaan sampel dan mixing ulang – memproduksi bukan hanya permasalahan hak cipta tetapi juga dalam konteks yang lebih jauh membingungkan beberapa pemaknaan dari apa yang kita pahami akan sebuah media dan hubungannya dengan audience. Tentu saja gagasan bahwa sebuah organisasi media seperti BBC bisa dengan rigid mendikte selera masyarakat sekarang. Sebagaimana Lev Manovich ugkapkan, kita sekarang ini membutuhkan sebuah teori yang sempurna akan hubungan pencipta untuk menolong kita mengerti hubungan yang terjalin antara media dan audiencenya, salah satu ungkapan yang sesuai dengan terminasi di atas:
Secara sempurna dengan logika dari industry yang telah diperluas dan masyarakat post industri, dimana hampir semua praktek peran menyangkut pemilihan dari sejumlah menu, catalog, ataupun database. Faktanya … Media baru, adalah ekspressi dari variable terbaik akan logika identitas dalam struktur masyarakatnya – memilih nilai dari anggota atau menu yang disukai.
(Manovich 2002:128)

Interaktif yang terjadi antara Media Baru dan audiencenya juga telah mendorong munculnya kritik yang mensugesti bahwa telah terjadi peningkatan dalam hal ‘demokratisasi’ dalam kepribadian dari Media Baru dibandingkan dengan yang tua. ‘Jurnalisme Masyarakat Kota’ (dimana masyarakat menggunakan blog, foto, ataupun footage dari nomor telephone, untuk menciptakan dan mengkomentari berita sekarang ini) adalah satu-satunya contoh sekarang ini di antara banyak hal dari post modernisasi, yang bisa dipilih untuk diilustrasikan akan peningkatan kemampuan dari sekedar manusia ‘biasa’ menjadi manusia yang aktif terlibat dalam setiap proses produksi dari sebuah media memindahkan kekuatan jauh dari sang ‘penulis’ ke tangan audiencenya (bab 7). Memang, untuk teori seperti yang diungkapkan oleh Mark Poster(1997), internet menyediakan ‘Jeda Ruang Publik Habermaisan’ – sebuah jaringan demokratisasi dunia cyber untuk mengkomunikasikan informasi dan beberapa poin pandangan yang bisa ditransform ke ruang opni public. Sebagaimana voting di internet menjadi lebih bijak, sehingga itu bisa meningkatkan nilai demokrasi kita di masa depan (bab 9).

Konteks post modern yang telah saya tulus di outline ini cenderung untuk menempatkan sebuah Media Baru dalam pandangan primer yang positif, sebagaimana teknolog itu sendiri, sesederhana membuka level yang meningkat dari partisipasi audience, keterhubungan yang kreatif,dan demokrasi. Bagaimanapun, bab-bab lain dalam buku ini akan dengan jelas menggambarkan banyak dari sejumlah fitur negative dari dunia Media yang Baru, serta tidak sedikit ‘pembagian digital’ yang baru-baru saja memungkinkan hanya sebuah fraksi kecil dari planet untuk berpartisipasi dalam budaya digital yang baru (lihat bab 8). Walaupun di Barat, tidak semua partispan media yang baru diciptakan sama. Seperti yang dijelaskan oleh Henry Jenkins, perusahaan – dan bahkan individu dalam sebuah perusahaan media – masih menggunakan lebih banyak kekuatan daripada konsumen individu lainnya atau bahkan kumpulan dari konsumen. Dan beberapa konsumen memiliki kemampuan yang lebih untuk berpartisipasi dalam buadaya yang muncul daripada yang lainnya (2006a : 3). Sama halnya dengan itu, beberapa kritik yang dimaksudkan kepada ‘dongeng interaktif’ , membujuk partisipan asli dari media yang baru yang telah dipompa lebih untuk sebuah jangkauan yang orang-orang saat ini tolak untuk melihat batasnya. Untuk menyatakan sebuah system yang saling mempengaruhi,, Espen AArseth memperingati kita, ‘adalah untuk mengesahkannya dengan sebuah kekuatan magic’ (1997 : 48).

Kritik-kritik juga dibantah bahwa sebuah bidang dari postmodernism dan Media Baru sedang digilir wargakan dari demokrasi pada menjadi konsumen buta politik, tidak lebih dapat membedakan antara ilusi simulasi media dan realita tajam dari social kapitalis yang mereka sembunyikan secara mutlak. Banyak kritik yang memperdebatkan bahwa bahkan saat ini bidang politik adalah sebuah keberhasilan dari gambaran di atas bagian penting, sebuah symbol mengerikan dari McLuhan dan lainnya (1967) aphorisme yang ‘medium adalah sebuah pesan’ yang berarti sebiah dunia dimana sesuatu dipresentasikan adalah lebih penting daripada yang sedang dipresentasikan. Dalam lingkup khusus, kritik-kritik ini cenderung untuk membantah bahwa obsesi postmodern dengan ‘gambaran’ lebih ‘dalam’ memproduksi sebuah lingkungan buatan ynag dangkal dimana sedikit diambil secraa serius; yang utamanya ‘camp’ estetis telah digilir setiap menjadi hiburan. Sebagai Neil Postman mengatakan:
Televisi kita men-set kita dalam komunikasi yang stabil dengan duni, tetapi itu dikerjakan dengan sebuah permukaan yang air mukanya tampak tersenyum adalah tidak dapat dirubah. Masalahnya tidak hanya televise yang menyajikan kita dengan masalah tayangan hiburan tetapi juga semua tayangan yang disajikan sebagai hiburan…
(Postman 1985 : 89)

Visi hkayalan Postman dari dunia dimana seluruh informasi dikemas sebagai hiburan adalah mungkin lebih difasilitasi oleh sebuah bentuk Media Baru yang muncul untuk memberikan kita lebih banyak pilihan, tetapi akhiran pokok dengan membatasi pilihan yang nyata; mengurangi apapun untuk meminta komoditi dan produk konsumen yang sama. Kritik membantah bahwa kekuatan revolusi avant-garde sekaarang telah dikurangi untuk tujuan komersil belaka, bentuk modernisasi radikal, dan estetik digunakan untuk menjual alcohol dan rokok dalam periklanan (seperti yang dikatakan David Harvey sebagai seni bekerja kapitalisme. Dibandingkan kenaikan kemapuan manusia untuk bermain dengan berbagai macam cirri-ciri, kritik-kritik bahkan telah ditentang yang mengatakan bahwa globalisasi dunia (yang sebagian difasilitasi oleh Media Baru) mungkin sebanrnya menurun secara budaya dan ciri nasional seperti kita semua menjadi serupa peningkatannya dan homogeny secara budaya. Proses ini telah digambarkan secra profokatif yang disebut ‘McDonaldization’ di antara masyarakat (lihat Ritzer 2000).

Internet juga telah disalahkan karena dianggap telah menyempitkan pilihan dan mendorong obsesi dengan hal-hal sepele yang tidak bernilai dan tidak penting seperti kebiasaan aneh dan televisi yang berkualitas rendah (lihat McCracken 2003). Lebih dari itu, komunitas sebenarnya dating menjadi bantahan beberapa kritik yang berhubungan nyata dan komunitas akan diabaikan; kesatuan untuk hubungan seorang manusia dalam suatu warga Negara didasarkan pada kenaikan yang berlebihan (lihat Lister et al. 2003: 180-81). Sementara itu, kehancuran dari privasi dan bidang umum memiliki maksud yang serius dalam kemerdekaan penduduk yang saat ini hanya menjadi pengenalan secara utuh. Baru-baru ini, contohnya, itu telah muncul menjadi sorotan dimana banyak pegawai yang secara sembunyi-sembunyi sedang menggunakan website seperti MySpace untuk mengetahui peruntungannya secara online sebagai seorang pegawai di masa depan (lihat Finder 2006). Sama halnya, ini juga masih berat untuk memahami demokratisme media yang terjadi dalam Negara seperti Cina dimana Google dan Rupert Murdoch kelihatan senang berbisnis dengan penyenoran yang ketat dari lingkungan nin democrat untuk mendapatkan jalan masuk bagi potensi keuangan sebuah Negara.

Beberapa kritik dari postmodernism juga menentang bahwa ada telah terjadi penghancuran antara gambaran dan kenyataan, lalu kita sedang mamasuki sebuah zaman relativisme moral dimana terdapat sedikit kritikan atau penghakiman moral dapat dilatih dan dimana para teoretikus bahakan mendiskusikan tentang realita dari Gulf War (lihat Norris 1992; bab 8). Seperti sebuah pemikiran, ini ditentang, memproduksi suatu bahaya yang tidak dapat dihindari dan medi yang tidak teratur, dimana kekerasan pornografi yang tidak ada habisnya menduduki ruang obrolan yang menyiksa muda-mudi dan mereka yang tidak bersalah atau situs yang memberikan suara untuk potik ektremis yang ditekan (lihat Dean 2000). Media baru mungkin terlihat menawarkan dunia dari gambaran cerahdan komunikasi tanpa batas, tetapi itu juga penting untuk mengingat siapa dan apa yang dihilangkan dari cakupan postmodern. Teknologi utopianisme menyarankan bahwa Media Baru akan secara otomatis memperbaiki dunia kita agar lebih baik, tetapi kesejahteraan masa depan kita secara jelas terbentang dalam lingkup bagaimana dan apa yang kita lakukan dengan pilihan yang kita miliki dalam penawaran.

Kesimpulan
Apapun poin teoritis dalam pandangan, Anda boleh mengambil Media Baru sebagai pilihan, ini tentunya sulit untuk menentang bahwa media itu sendiri tidak muncul di bawah pemikiran berubah di atas akhir 20 atau 30 tahun. Oleh karena itu, kita membutuhkan kerangka teoritis yang baru yang mengizinkan lita untuk memahami dan menilai keduanya, yaitu fitur positif dan negatif dari zaman media sekarang ini. Ini berarti bahwa pemahaman yang kritis di bidang ini, merupakan hal yang penting jika kita ingin membuat suatu pendekatan teori yang canggih. Seperti yang saya sebutkan di awal sesi ini, ini kan sangat naïf untuk menyarankan bahwa pendekatan yang metodologis dan teoritis untuk Media Baru yang bahkan dapat dihentikan dan dipandang sebagai jawaban pasti, tetapi sesi ini secara simple dimaksudkan untuk menawarkan sebuah kerangka melalui sebuah pendekatan angka yang dapat dikontekskan dan didekatkan secara lebih hati-hati.

Teori Media Baru masih dalam tigkatan yang dini dalam pengembangannya dan masih banyak tugas untuk dilakukan untuk memperpanjang dan memperluas beberapa pendapat dasar yang dimaksud di sini, dan di buku manapun. Bagaimanapun, saya berharap bahwa apa yang jelas sekarang ini adalah bahwa sejak penggambarannya, media telah dinalisis dan diperiksa melalui bermacam-macam sekolah, teori-teori, dan metodologi-metodologi, dengan jumlah yang berlebihan. Saya berharap bahwa dengan pengaturan yang sederhana beberapa dari ini dalam konteks ‘modernist’ dan ‘postmodern’, dapat dibantu untuk mengklarifikasi banyak `perdebatan pokok yang terjadi di dalamnya dan di sekitar bidang ini secara keseluruhan. Meskipun bab lainnya dalam buku ini tidak dimaksudkan secara eksplisit untuk modernism atau postmodernism, bab lainnya akan secara jelas memberikan wawasan yang lebih banyak untuk beberapa pengenalan gagasan teoritis dasar. ‘Digital teori’ mungkin belum didisiplinkan dalam kapasitasnya, tetapi kehadirannya akan dirasakan secara menyeluruh dalam buku ini dan ini menjadi jalan untuk kita memahami Media Baru lebih jauh untuk masa mendatang.

Sabtu, 23 Oktober 2010

NEW MEDIA ATAU MEDIA BARU

Perkembangan teknologi komunikasi informasi harus diakui memberikan paradigma baru yang mengubah keseluruhan cara pandang kita tentang berbagai masalah dan persoalan yang ada di muka bumi ini. Perubahan paradigma ini juga memengaruhi media massa, termasuk harian ini.

Media baru ini adalah fenomena masa depan. Harus diakui kalau media baru dalam bentuk elektronik yang ada di jaringan internet adalah sebuah media informasi masa depan. Harus diakui juga kalau media baru ini memiliki footprint yang luar biasa menjangkau berbagai lapisan pembaca dari berbagai kelas, dan akan melampaui jumlah pembaca media tradisional.

Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium. Secara harfiah berarti perantara atau pengantar.
• Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi.
• Baru adalah sesuatu yang dapat menciptakan sesuatu inovasi, ataupun perubahan yang dapat melahirkan sesuatu yang sangat diinginkan orang.

Media baru secara sederhana adalah media yang terbentuk dari interaksi antara manusia dengan komputer dan internet secara khususnya. Termasuk di dalamnya adalah web, blog, online social network, online forum, dsb yang menggunakan komputer sebagai media-nya. Jadi, sangatlah tidak tepat untuk memasukkan televisi, radio apalagi media cetak sebagai bagian dari media baru.

Manfaat media itu sendiri yang bisa kita rasakan adalah sarana untuk memudahkan sesorang untuk memperoleh sesuatu yang di cari,yang biasanya kita cari langsung dari tempatnya,,kini sudah tidak begitu lagi, kita bisa memesan barang melalui fasilitas internet ataupun menghubungi customer service dan juga bagi mahasiswa dan pelajar adalah penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan, proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, efisiensi dalam waktu dan tenaga, meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar serta mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.

Jadi Media baru adalah istilah yang dimaksudkan untuk mencakup kemunculan digital, komputer, atau jaringan teknologi informasi dan komunikasi di akhir abad ke-20. Sebagian besar teknologi yang digambarkan sebagai “media baru” adalah digital, seringkali memiliki karakteristik dapat dimanipulasi, bersifat jaringan, padat, mampat, interaktif dan tidak memihak. Beberapa contoh dapat Internet, website, komputer multimedia, permainan komputer, CD-ROMS, dan DVD.

Kamis, 14 Oktober 2010

PERKEMBANGAN INTERNET DI MASYARAKAT

Perkembangan dunia internet sangat pesat, hal ni sudah bukan sebutan yang aneh di telinga kita. Orang-orang sudah banyak yang menggunakan fasilitas internet saat ini. Yaitu untuk belajar, mencari kawan lama dari jejaring social facebook, chating, bermain game online, mengirimkan e-mail dan lain sebagainya masih banyak lagi kegunaan dari internet dalam kehidupan sehari-hari.

Kita mengenal internet sejak lama. Apakah kalian tau, apakah pengertian intenet itu??

Internet adalah kumpulan dari jutaan komputer di seluruh dunia yang terkoneksi antara yang satu dengan yang lain. Media koneksi yang digunakan bisa melalui sambungan telpon, serat optik (fiber optic), kabel koaksial (coaxial cable), satelit atau dengan koneksi wireless.

Ketika kita logon (dalam hal ini terhubung) dengan internet, kita diberikan hak akses ke komputer-komputer lain di seluruh dunia yang terhubung juga dengan internet. Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat, saat ini internet dapat dihubungi dengan koneksi wireless dari handheld PC atau dari sebuah komputer notebook.

Setelah terhubung dengan internet kita dapat melakukan beberapa hal, misalnya : mengirim dan menerima email, chating dengan media text atau suara, berselancar (surfing) di World Wide Web, atau hal-hal lain dengan suatu software aplikasi tertentu.

Selama ini, banyak sekali orang yang tidak bisa melihat manfaat internet dari sisi positifnya. Selalu saja dari sisi negatif dan itu membuat citra internet semakin buruk. Padahal, jika kita melihat manfaat media satu ini, akan sangat banyak keuntungan yang bisa kita dapat. Jika saya menjabarkannya satu persatu, mungkin jari saya akan keriting. Jadi, saya akan membahas keuntungan untuk masyarakat saja.
Misalkan ada tugas yang diberikan oleh pihak sekolah atau kampus kepada anda, akan sangat melelahkan jika anda pergi ke perpustakaan untuk meminjam buku, mencarinya satu persatu, dan kemudian mencari dimana sumbernya berada.

Bandingkan dengan manfaat internet jika anda pergi ke warnet, membuka browser, mengetikkan www.Google.com di address bar, kemudian mengetikkan masalah apa yang ingin anda tahu solusinya, membacanya sebentar apakah cocok, lalu memprintnya.

Nah, apakah anda sudah bisa melihat apa keuntungan besar yang bisa anda dapatkan dari internet. Semuanya memudahkan anda sehingga anda tidak perlu lagi untuk bersusah payah. Tentunya anda sudah bisa melakukan penghematan yang paling susah untk dilakukan, penghematan waktu, tenaga n keuangan. Karena itu, menfaat internet jangan disia-siakan. Memanfaatkan web ini juga bisa membuat anda lebih baik dalam pengetahuan.

Banyak juga situs porno yang bisa saja menggoda anda untuk membukanya. Apalagi kalau anda adalah generasi muda yang sebenarnya bisa menjadi generasi penerus yang berkualitas, tetapi justru membuat mental anda semakin buruk. Manfaat internet yang positif memang banyak, akan tetpai tetap saja sedikit pemanfaatan yang salah membuat anda terjerumus dalam hal itu. Karena itu, berhati-hatilah, manfaatkan internet dengan sebaik-baiknya.

Senin, 27 September 2010

Kebeeleeeeeeeeeeeeeeeeett , tolloooooooooonnggg

Insiden ini terjadi hari sabtu , tepat nya tanggal 16 januari 2010 , hari terakhir kami bertempur melawan soal- soal yk lumayan bikin puyeng , pening dan sebagainya lah .
malam ini , malam minggu kami berlima ( aii , anna , eka , lizna dan nina ) punya rencana buat nginep bareng d kosannya bunda eka dan tante lizna ( menghabiskan waktu bersama sebelum liburan 2 minggu ) .
gagtau ini ide buruk atau ide bagus buat tidur di satu ruangan yk berukuran 3 x 2.5 meter ( mungkin , aii belum ngukur ruangan nya ) .
kami sepakat ketemu di kosan jam 9.30 waktu setempat ( jam masing- masing ) , tapi ternyata semua langsung ke kampus dengan bawaan nya yang superr rembooooongg , apa lagi anna yk keesokan hari nya mau latihan karate ( aii gag rembong karena paperbag nya di taro dirumah bude nya , begitu juga eka dan lizna , karena mereka tgl dikamar tersebut ) , tiba- tiba anna datang bersama pasangan nya ( no name , masih di rahasiakan di notes ini ) dengan membawa tas yk bertuliskan "karate" yk kaya nya pas banget buat bantal tidur . ckckckkk
UAS di mulai jam 10.30 , dan harus selesai jam 12 . pas ngeliat soal langsung baca , Algoritma dan Pemrograman waktu 90 menit ( cukup lama ) dan 80 soal harus selesai dalam waktu 5400 detik . iihh weww :O
kita semua selesai ngerjain tuh soal , tentu nya dengan jurus yk di ajarin si anna , jurus seribu mata memandang ( bolehh tuh juruss ) .
selesai ngerjain soal kami langsung ngisi kertas dari bank ( yk kaya nya gag penting , tp harus di isi ) dan nungguin sampe bank nya buka .
parrah nya kami berempat ( anna lg sama BF nya ) nungguin di depan gedung satu sampai buka ( nunggu sampe hari minggu juga gag bakal buka krena klo sabtu itu buka setengah hari . maaf kawan , aii baru menyadari hal itu setelah 1 jam kita menunggu ) .

<cerita dipercepat>

aii pergi kerumah bude di anterin BF nya anna ( pinjem bentar nna ojeg nya ) , sore sekitar jam 5 aii balik ke kampus lagi .
sebagai teman yk baik , aii sms mereka ( nina doang deng ) ;
aii : " nina , yk laen lagi pada aph ? aii on the way mao kekosan "
nina : " kita lagi pada ngobrol aja koq bebh . mao sampe berapa jam lagi ? hahahahahh "
aii : " iia sekitar 15 menit lagi juga SAMPE kosan .ada yk mao dititipin gag ? tp duid aii tgl 20ribu .hehehe "
nina : " engga ada aii , ywd atiati di jalan :) "
sampe juga di depan kampus ( saatnya cari temen buat nyebrang . heheheee )
perjalanan kekosan mereka memang cukup melelahkan , apa lagi saat itu si aii lagi kebelet BAK ( jadi maluu )
beberapa menit kemudian , Alhamdulillah sampe juga didepan kamar si empunya kamar itu . langsung aja teriak " ASSALAMMU 'ALAIKUUUUUUUUUUUUMM , duuhhhh aii kebelett niy !!!!! "
ternyata kamar nya gelap , dan aii di tinggal ( jahhatt iia ?!! )
lalu aii liat hape , ada sms dari lizna ;
lizna : " aii kita dipocin " ( shock gue baca nya )
aii : sambil nahan kebeletnya gue bales " aii udah didepan kamar niy , cepet balik . kebeelleeeeeeeeeett niy "
sambil menunggu balesan , aii fotofoto aja didepan pintu kamar dengan wajah menahaan . uuhhhhhh :O
setelah beberapa menit ( cape juga fotofoto dan masiihh sangat ammat kebelett ) aii duduk didepan pintu sambil update status ;
setyani 'aii' novitasari : " sumpahh , jahatt banget mereka ninggalin gue di saat gue kebelett "
dan beberapa saat kemudian , ada orang update status . ternyata si lizna yk update ;
sofra lizna : " ngerjain aii "
( aii dengan tampang heran ngebaca status itu , maksudnya apa sih !?? )
TIBAA- TIBAA . .
ada suara mencurigakan didalam kamar , aii langsung getokgetok aja sambil bilang ;
" liznaaaaaaaa , ninaaaaaaaa iiihh jahatt banget si , aii kebelet niy " ( gue blom tao klo mereka emunk lagi ngerjain gue , hufft )
heemmph tapi gagDa yk ngejawab .
tiba- tiba lagi , lampu kamarnya nyala sendiri ( wahh bukan nya takut gue malah teriak- teriak klo gue kebelett . heheheee )
LALUU . . . .
tanpa sadarr . . .
si aii nangis ( entah karena kebelet atau takut ) . aii nangis sambil ketawa ( strange girl :P )
teman- temannya langsung menyadari klo temannya yk manis ini lagi nangis lalu mereka langsung membuka pintu kamar .
tanpa pikir panjang lagi , aii langsung masuk kekamar mandi dan meninggalkan tas hammernya dan paperbag nya yk ada didepan kamar .

< beberapa saat kemudian >

aii : sambil mengusap airmata " iihh jahat banget semua , gag tauu gue lagi begitu td pake dikerjain "
lizna : " maaf sayang , sekalikali "
entah siapa yk bilang : " yess , puass gue ngerjain aii !! " ( jahatt bangetbanget :< )
anna : " gantian ii , kmren kan elo yk ngabisin gue dikamarr bareng lizna "
gue yk masih tersedu- sedu hanya bisa pasrah dan terima kasih dalam hati karena tingkah sahabat- sahabat gue sore itu :)